Langsung ke konten utama

Mengenalkan Manajemen Keuangan Sejak Dini Pada Usia Balita


Ketika ditanya bagaimana anda mengenalkan ilmu manajemen keuangan sejak dini pada anak-anak yang berumur dibawah 5 tahun, saya sebagai seorang ayah hanya bisa terdiam. Karena saya jujur tidak pernah mengalokasikan trik-trik khusus dalam mendidik anak kami yang berusia kini 4 tahun tentang hal-hal yang berbau keuangan.

Nayaka Syahidah anak kami, dari semenjak usia 2 bulan sudah kami kenalkan jendela dunia yang bernama buku. Duduk dipangkuan ayah dan ibu sambil dibimbing tangannya menunjuk gambar-gambar yang ada didalam buku adalah rutinitas. Kami seakan menjadi sutradara dan aktor dalam setiap buku cerita dengan intonasi suara dan mimik kami. Karena kami berprinsip buku adalah benda pertama yang harus dia suka dan membaca adalah hal pertama yang harus dia jadikan hobby.

Didalam rutinitas inilah kami memasukkan logika-logika sederhana tentang kebaikan yang berbuah kebaikan, keburukan yang berakibat keburukan sampai pada bahwa yang buruk belum tentu tidak bisa dijadikan baik. Kami juga mencoba menumbuhkan sikap kritis pada dia sejak dini dengan cara menunjukkan bahwa dibelakang kata ‘tidak’ HARUS ada penjelasan dibaliknya, tentunya kami secara konsekuen juga terpaksa melakukannya, senantiasa menyertakan penjelasan setiap kata ‘tidak’ kami dan menanyakan penjelasan dalam setiap kata ‘tidak’ dari Nayaka. Dan ini sudah terbukti berhasil, Kini anak kami selalu meminta penjelasan pada setiap kata ‘tidak’ yang dia dapat dan ini termasuk ‘ketidaktahuan’. Dia jadi lebih berani bertanya.



Pada usia 1 tahun Nayaka sudah ‘hapal’ 3 buku bersikap seolah dia bisa membaca padahal dia hanya ‘membaca’gambar. Mengenal angka dan warna dalam dua bahasa. Mendefinisikan benda melalui trigger visual. Selain itu dia juga mampu mengoperasikan alat-alat elektronik semacam radio tape yang selalu menemani dia menyanyi, VCD player yang mengajak dia tertawa diwaktu ketika tidak ada kami. Melihat itu kami berpendapat bahwa kemampuan berpikir logika yang kami ‘pupuk’ dan kami ‘sirami’ sejak usia 2 bulan sudah tumbuh pada anak kami, dan sejak itulah kami baru berani mengajarkan ‘matematika sederhana’

Selama hampir setengah tahun kami mengajarkan penjumlahan dan pengurangan dengan berbagai cara. Mulai dengan ‘jarimatika’, ‘lidimatika’ (menggunakan lidi) dan ‘butirberas’matika untuk mengenalkan konsep puluhan dan ratusan. Ketelatenan ibu dari Nayaka dan kekreatifan saya sebagai ayah (narsis dikitlah) sangat diperlukan disini agar Nayaka tidak bosan. Kami selalu memakai konsep bahwa mendidik anak sama dengan merawat tanaman. Kita tidak akan bisa menumbuhkan sebuah tanaman dengan cara menarik paksa agar bertambah tinggi bukan? Mengenal jenis tanaman apa yang kita rawat juga penting. Ada tanaman yang lebih butuh banyak air atau sebaliknya. Butuh lebih banyak cahaya atau sebaliknya. Semoga anda paham analogi ini.

Usaha kami berbuah manis, pada usia 1 tahun setengah anak kami sudah bisa penjumlahan sampai seratus meski kadang butuh bantuan jemarinya. Konsep lebih besar dan lebih kecil, panjang pendek, dan yang mungkin ada kaitannya dengan manajemen keuangan nantinya adalah kemampuan membedakan mana yang lebih banyak dan lebih sedikit. Oleh karena itu kami memutuskan kini saatnya berkonsentrasi lebih banyak pada kemampuan membaca, karena kami saat itu merasa cukup dalam ke’matematika’an untuk seusianya.

Sampai usia sekitar 2 setengah tahun dia lebih banyak belajar hal-hal yang berbau praktek. Seperti menanam bunga, membantu ibunya membuat kue, merapikan buku, merapikan tempat tidur, mandi, berpakaian sendiri, memakai sepatu sendiri, sampai kedisiplinan untuk tidak mengompol dan banyak hal, sambil tentunya belajar membaca. Ini mungkin tidak ada kaitannya dengan manajemen keuangan tapi dengan cara diatas kami melihat Nayaka lebih banyak belajar logika dari sana. Dan logika adalah dasar dari hampir setiap ilmu yang akan dia pelajari nantinya.
Di sekitar tahun ke-2 kami mengenalkan konsep menabung, konsep jual-beli, bahwa barang atau mainan itu tidak gratis tapi harus beli dan belinya menggunakan uang. Tapi itu kami lakukan sambil lalu, kami hanya ingin menekankan pada kedisiplinannya saja dalam menabung.

Pada usianya yang ke-3 ada hal yang akhirnya membuat kami sadar bahwa kami perlu mengajarkan tentang uang. Yaitu ketika dia lebih memilih uang logam daripada uang kertas. Pada saat hari raya semua ‘angpau’nya dikembalikan olehnya dan dia minta digantikan beberapa keping uang 500 rupiah yang dipegang kakeknya. Sadarlah kami bahwa kami secara tak sengaja salah memasukkan konsep bahwa lebih banyaknya uang adalah dari berat dan tidaknya celengan, dan dia mengembalikan uang kertas tadi karena ‘lebih ringan’ daripada uang logam.
Tidak ada hal yang istimewa yang kami lakukan, kami hanya menunjukkan bahwa setiap uang itu ada ‘judul’ nya sama dengan setiap buku yang ada ‘judul’ nya. Ada uang yang judulnya 100 ada yang judulnya 1000 ada yang 500, dan dia sangat tertarik.

“Ternyata, yang bisa dibaca tidak hanya huruf ya, yah”,kalimat yang mencerminkan ketertarikannya.

Semenjak itu setiap dia akan memilih buku atau mainan dia selalu ‘membaca judul’ (baca : melihat label harga) untuk dipilih mana yang paling kecil angka harganya tapi bagus barangnya. Mungkin karena pelajaran hidup hemat dan pengetahuan bahwa menabung itu tidak mudah membuat dia jadi agak ‘sungkan’ meminta sesuatu yang mahal pada ayah ibunya.
Kami juga mengajarkan dia melakukan pembukuan sederhana, karena dia sudah bisa mengoperasikan komputer saat itu. Dia punya 1 file .doc (Microsoft Word) yang berisi hanya jumlah uangnya. Cara menghitung? Dia sudah bisa mengoperasikan kalkulator.

“Ayah, kalau ada kalkulator kenapa aku harus belajar menghitung menggunakan jari?”, sebuah pertanyaan nakal diantara sekian pertanyaan nakalnya ketika kadang saya larang menggunakan kalkulator ketika belajar berhitung.

Saya hanya menjawab bahwa untuk bisa mengerti sesuatu dia harus mengerti proses. Saya jelaskan analogi-analogi dalam bentuk lain seperti kita tidak akan bisa belajar memasak kalau kita selalu dimasakkan ibu, atau kita tidak akan bisa belajar menggambar kalau kita selalu digambarkan ayah. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak gampang ‘cara’ menjawabnya. Tapi ini adalah resiko yang harus kami ambil dan kami harus senantiasa siap. Setiap kata ‘tidak’, harus ada penjelasannya, dan kadang penjelasan yang sama harus diulang-ulang dan dicari analogi yang anak kita paham. Tidak mudah? Memang menjadi orang tua itu tidak mudah.

Ada lagi 1 cerita menarik terjadi saat dia usia 3 tahun lebih (mendekati 4). Kami baru saja memberi dia 5 keping 200 rupiah dan menjelaskan bahwa 5 keping 200 rupiah sama dengan 1000 rupiah.

Dan seperti biasa dia kemudian bertanya, “Kalau 2 keping?” , “Kalau 3 Keping?”

Tepat saat dia akan memasukkan keping-keping tadi ke dalam celengan, ada seorang pengemis didepan pagar.

“Ibu, ada pengemis minta uang”, Dia memanggil ibunya. “Nayaka, Ibu pinjam uang kamu 200 rupiah, nanti Ibu ganti 1000 rupiah lagi”, Sahut ibunya.

Agak lama dia berpikir, tapi kemudian sambil tersenyum dia meng ‘iya’ kan. Setelah menerima 5 keping tambahan ganti uang yang diberikan tadi dia sangat gembira sekali menghitung uangnya yang bertambah. Tidak dinyana dia berlari lagi ke pagar depan rumah sambil membawa celengannya dan uangnya.

“Hei, mau kemana ?”, tanya ibunya. Sambil berteriak dari pagar dia menjawab, “Aku mau cari pengemis lagi ibu, biar dapat 1000 rupiah lagi dari Ibu.”

Sontak ibunya kaget dan langsung memanggil saya yang berada diatas dan menceritakan kejadian tadi sambil terpingkal-pingkal. Dan akhirnya saya yang ‘ketiban sampur’ harus membujuk Nayaka masuk kerumah karena dia tidak mau masuk sebelum mendapatkan pengemis ‘tambahan’.

Saat ini Nayaka sudah berusia 4 tahun dan juli nanti dia akan 5 tahun. Kami sangat bangga dengan Nayaka, sebagai ‘tanaman’ (baca: anak) yang harus kami rawat dan jaga pertumbuhannya. Seperti yang saya katakan dari awal, ketika ditanya tentang apa trik-trik mengajarkan manajemen keuangan sejak dini saya langsung terdiam. Hal itu dikarenakan memang tidak ada hal-hal special yang kami lakukan. Hanya tahapan-tahapan mulai dari awal sampai akhir yang saya tulis diatas, dan saya pikir satu-sama lain SANGAT berkaitan membantu membentuk pemahaman Nayaka saat ini. Semoga bisa menjadikan kita makin kreatif dan tetap semangat untuk tetap sabar dan ulet dalam menemani buah hati kita.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hikmah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Tepat tanggal 28 Oktober 2009 kemarin adalah Hari Sumpah Pemuda, dimana pada 28 Oktober 1928 para pemuda-pemudi Indonesia telah melakukan sumpahnya. Ada Beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari peringatan sumpah pemuda : 1. Semakin cinta kepada bangsa dan negara Indonesia 2. Menambah komitmen kepada bangsa dan negara Indonesia 3. Memajukan tekad demi bangsa dan negara Indonesia Semangatlah Para Muda-Mudi Indonesia. Agar bisa lebih semangat mari baca Isi Sumpah Pemuda dan Pahamilah Maknanya. POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA. Kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong Java, Jong Sumatranen Bond (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen Pasoendan, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia; membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegeri Djakarta; sesoedahnja mendengar p...

Football Saga 2 untuk Garuda Bersatu

"Kami tidak menyalahkan siapa pun, kami cinta Timnas Indonesia. Kami ingin ada solusi, sayangnya kami tidak punya otoritas dan yang kami miliki hanya kreativitas. Game Football Saga 2 adalah salah satu karya kami untuk sepakbola Indonesia" kata Dave Fabrian dari Agategames Studio Football Saga keluar pertama pada Maret 2011. 110 ribuan pemain dengan puncak 55 ribu pemain yang aktif perbulannya. Di sini pemain akan menjadi pemain sepak bola yang berawal dari amatir hingga menjadi pemain bola layaknya profesional yang bisa bergabung dengan banyak klub. Klub-klub yang ada mewakili tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia. Tak terkecuali Kabupaten Lamongan yang Indentik dengan tim kebanggaan masyarakat lamongan, Persela Lamongan Laskar Jaka Tingkir. Di Football Saga 2 ada juga Lamongan Nautical yang artinya dalam bahasa indonesia adalah Tim Bahari Lamongan atau mungkin karena lamongan punya keindahan alam pesisir laut yang berada di tanjung kodok juga biasa disebut Wisata Bahar...

Pro Evolution Soccer 2013 Demo Download

Tanggal 25 Juli 2012 waktu maghrib untuk Lamongan dan sekitarnya, KONAMI telah merilis Link Download PES 2013 bertepatan dengan waktu berbuka puasa loh. Keren Gan! ;D Fitur Demo Pro Evolution Soccer 2013 5 menit pertandingan 4 tim Euro 2013: Italy, Jerman, Portugal, Inggris dan 4 tim Copa Libertadores: Flamengo, Fluminense, Internacional, Santos 2 stadion: Royal London Stadium dan Vila Belmiro Download Demo PES 2013 From KONAMI Server Download Demo PES 2013 From Other Server Download PES 2013 Mediafire Link: http://www.mediafire.com/?rx7ad3g5u8itft9 http://www.mediafire.com/?gl73c7cl25lxlie http://www.mediafire.com/?d8ldqm21x1m1ld3 http://www.mediafire.com/?hku99akch1k6h11 http://www.mediafire.com/?7ypn97y512h2odu Jangan ditinggal juga Unlocker Demo PES 2013 biar lebih asyik!!! Demo Unlocker 1.1 by cabry  Mediafire Link